Senin, 19 April 2010

Anugerah penghargaan Nobel Prize sangat boleh jadi merupakan idaman yang didambakan setiap ilmuwan sedunia sebagai puncak pengakuan atas karya ilmiah paripurna yang telah disumbangkan bagi dunia. Dan suatu anugerah pencapaian tertinggi tersendiri bagi ilmuwan bidang matematika di dunia yakni Abel Prize yang pertama kali muncul pada tahun 2002 kini pun dipandang semakin prestisius dan didambakkan seperti halnya Nobel Prize dari negeri Swedia. Anugerah Abel Prize terinspirasi atas nama Abel seorang ilmuwan ahli matematika dari negeri Norwegia yang hidup pada masa 1802 - 1829. Anugerah berhadiah uang senilai AS $ 1 juta ini dipersembahkan oleh Kerajaan Norwegia melalui pertimbangan institusi Norwegian Academy of Science. 

Anugerah “Abel Prize 2010” yang diumumkan akhir Maret yg diberikan kepada Profesor (Emeritus) John Tate ilmuwan ahli matematika dari AS yang berhasil merumuskan beragam rumusan perihal “Number Theory” yang termasuk dalam Ilmu Aljabar. Salah satu sumbangannya yang terpenting yakni rumus penjabaran pemecahan atas “Fermat Last Theorem”. 
Teorema dalam aplikasi probabilitas ini dipandang memuat tantangan tinggi yang amat musykil dalam ilmu matematika klasik karya ahli matematika bangsa Perancis Fermat (1601-1665) yang pertama kali mencetuskan “Number Theory”. 

Dalam persamaan: 
a (pangkat n) + b (pangkat n) = c (pangkat n) 
Teorema Fermat menyebutkan Anda tidak bisa menemukan satupun pemecahan untuk memenuhi persamaan diatas apabila ketiga bilangan a, b dan c merupakan integer positip dengan nilai n > 2. 

Persamaan yang seolah sederhana diatas memang oleh matematikawan Andrew Wiles dari Universitas Princeton - AS berhasil dipecahkan pada tahun 1995 ---atau 350 tahun kemudian setelah pertama kali diketengahkan Fermat--- berkat sumbangan karya pemikiran rumusan John Tate sebelumnya. 
Penerapan “Number Theory” rumusan John Tate kini banyak diterapkan pada kode enkripsi yang menjadi jantung paling vital dalam pengamanan aktivitas on-line Internet yakni dalam hal pengkodean enkripsi guna memberikan jaminan keamanan setiap kebutuhan enkripsi pengamanan transmisi data konektivitas Internet. 


Salah satu penerapan enkripsi yang berdasar atas rumusan John Tate yang terpakai hingga sekarang yakni; penggunaan kunci enkripsi berbasis 200-digit bilangan yang terdiri atas beragam kombinasi dari dua bilangan prima. Algoritma yang dikembangkan atas dasar “Number Theory” rumusan John Tate dapat dengan mudah memunculkan sederet angka untuk kepentingan proses encoding. Sementara pemecahan enkripsi : decoding tanpa kunci enkripsi yang syah dengan menjalankan program komputer dalam upaya pembobolan pengamanan sebagaimana yang selama ini dilakukan oleh sesosok “hacker” maka hasilnya praktis akan mustahil berhasil dilaksanakan, bahkan sekalipun pembobolan ini menggunakan komputer berkinerja tinggi multi-tasking tercanggih yang ada sekarang berhubung penyelesaian komputasi akan butuh waktu yang lama tak terhingga yaitu ...seumur hitungan prakiraan waktu terciptanya alam semesta ! 


sumber : http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=1

0 Comments:

Post a Comment